Kamis, 28 Agustus 2008

Ditinggalkan (lagi)

For the choosen one

Ketika kekosongan hati melanda, ketika semangat kian luntur aku masih di sini berusaha bangkit dari rasa.. rasa sendiri ditinggal sang pujaan hati. Pujaan hati yang tak tahu arti dari hati ini, yang tak tahu perasaan yang membara dalam jiwa, yang tak tahu arti pedihnya merindu. Semua tetap berlalu meskipun hati tersayat sembilu,semua pergi meski hati masih sendiri. Kekasih hati mudah untuk bertemu tapi tak mudah untuk terhapuskan, akankah ada yang mengerti tentang rasaku kepadamu yang tertutup tirai hati… meskipun hanya secuil rasa yang kau berikan tapi bagiku sungguh terlalu besar tuk dilupakan, aku orang bodoh yang tekungkung dalam permainan asmara yang mencabik diri. Tapi aku tak menolak permainan ini, karena meskipun sedih… pedih… namun pucuk kerinduan yang berujung pada segara kebahagiaan yang bahkan semu-pun telah membiusku… ya … membiusku dalam lamunan dan mimpi kosong tanpa dasar landasan kenyataan. Aku menjadi pujangga yang mencari makna cinta yang sudah tak ada di depan mata, menjadi perindu yang sungguh ditipu oleh rasa rindu. Tapi sekalipun aku tak menolaknya, rasa sakit ini entah kenapa begitu indah, begitu bahagia… bahagia dalam sakit yang teramat. Katakanlah segala kebodohanku yang merindumu maka akan kujawab perkataanmu hanya dengan senyumku, senyum yang sungguh menggambarkan segalanya. Banyak lelaki yang dibodohi oleh cinta tetapi yakinlah mereka akan tersenyum ketika kau bertanya kenapa bisa sebodoh itu hanya karena cinta. Sesakit apapun hasil dari mencinta maka rasa bahagia yang hanya secuilpun mampu mengalahkannya. Aku adalah lelaki pecinta, selama kau masih menjadi labuhanku… maka ku akan terus mencintamu sebelum kutemukan labuhan sejatiku, entah itu kamu atau labuhan lain yang entah dimana. Aku bisa tetap hidup meski hanya mencintamu seorang diri tanpa balasan rasamu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar